0

Mengenal Lighting Strobist

Posted by Unknown on 12.11

PENGERTIAN STROBIST

Strobist datang dari kreativitas di mana saat seorang photografer mendapatkan cahaya yang sangat terbatas, bahkan cara ini menjadi trend yang berkembang di dunia photografer,
Strobist sebenarnya merupakan penempatan flash gun tidak pada hotshoe, namun agar tetap flash dapat kita kendalikan menggunakan kamera kita dapat menggunakan kabel maupun nitrakabel.


Alat-alat yang di perlukan :

  • KAMERA DSLR
  • FLASHGUN
  • Flash trigger

  • TRIPOD
  • DAN BEBERAPA AKSESORIS FLASHGUN
KEUNTUNGAN :

Dalam penggunakan flash gun off camera, kita dapat menggunakan flash gun berbagai merek dan yang masih bersifat non-ttl.

Dalam pengerjaanya di perlukan kreatifitas seorang photografer dimana kita harus dapat menentukan penempatan cahaya datang agar mendapat hasil yang benar-benar sempurna, kita juga dapat menciptakan hasil yang imajinatif dengan menggunakan aksesoris baik yang tersedia di toko-yoko kamera maupun yang anda buat sendiri.


Sumber 

0

Keindahan Alam

Posted by Unknown on 11.34
Saat aku menyadari dan membuka mata ini
ku pun tak tahu untuk berkata apa tentang itu
Aku melihat nya dan berfikir apakah ini nyata
Tetapi aku benar-benar sadar tentang keindahan ini

Aku berdiri di puncak gunung
aku melihat dan memandangi keindahan
Keindahan alam ini
Keindahan yang tak pernah ku lihat
Keindahan Dunia ini

Oh Tuhan..
Engkau lah yang maha kuasa
Engkau lah yang menciptakan keindahan ini

Aku tak tahu untuk apa ku berdiri ?
Aku tak tahu bagaimana membalas keindahan alam ini ?

Oh Tuhan...
Aku akan berjanji menjaga keindahan alam ini
Aku berharap anak dan cucu ku masih bisa melihat keindahan alam ini
 Aku hanya bisa bersyukur atas nikmat mu

Oh Tuhan..
Terima kasih engkau telah menciptakan keindahan alam ini.




0

Results Of My Pictures

Posted by Unknown on 10.25
My Photo

 

Name : DragonFly


 Name : Smile Is A Language Of Love





Name : Gubug



Name : Instructions Track



Name : Tak Ada Jalan Lurus 


 

 Name : Police



Name : Farmer's Go Home


Name : Sepasang Pohon Dan Gunung


 Name : Sing


Name : Trash


My Favorite Photo


 

 Name : Gembala Kerbau


 Name : Pohon Cinta 


Name : Masa Kecil Di Pinggir Jalan













0

Teknik dan Gaya Levitasi

Posted by Unknown on 09.37
A. Materi Dasar tentang Fotografi Levitasi

1. Definisi Levitasi
Levitasi berasal dari bahasa Latin yang artinya "ringan" adalah teknik fotografi yang membuat seseorang atau sesuatu tampak seolah-olah melayang melawan gravitasi.

Fotografi Levitasi (mungkin) pertama kali diperkenalkan oleh Jaques-Henri Lartigue pada tahun 1905.

Spoilerfor Cousin "Bichonade" in Flight, Foto levitasi pertama dunia:

Sumber: LevitasiHore


Foto Levitasi kembali di populerkan oleh Natsumi Hayashi

Spoilerfor Beberapa foto milik Natsumi di Blognya:



Copyright© to Natsumi Hayashi - yowayowacamera.com


2. Perbedaan Jump shot dengan Levitasi
Jika dalam levitasi, model yang melompat dan berpose sehingga seolah-olah ia tampak melayang dan harus senatural mungkin (tidak terlalu menonjolkan expresi). Sedangkan teknik jump shot adalah tehnik mengambil gambar dimana objek memang terlihat melompat bukan melayang. Jadi perbedaannya ada di Levitasi (melayang) dan Jump Shot (melompat). Jika melayang maka gerakan haruslah senatural mungkin, disini kita bisa sedikit berimajinasi dan membayangkan sosok yang melayang. Jadi seperti orang yang benar - benar bisa terbang. Sedangkan gerakang melompat object terlihat kaku dan tidak natural. (sumbernya: http://ilmugrafis.com/artikel.php?pa...i-vs-jump-shot )

Spoilerfor Jumpshot dan levitasi:



Fotografi Levitasi bisa dihasilkan dengan 2 cara, yaitu:
1. Model melompat, berpose seolah melayang

Spoilerfor Caranya? (Buat Model):



Sumber: levitasihore.net


Tips-tips untuk model dan fotografer yang memakai cara ini.
Spoilerfor Tips untuk model:




Sumber: levitasihore.net


Spoilerfor Tips untuk fotografernya



























Sumber

0

Macam-macam Lensa dan Fungsinya

Posted by Unknown on 07.11

Lensa Prime


Prime lens Canon 50mm f/1.4 USM
Lensa prime / fix adalah lensa yang memiliki rentang fokal tetap alias Anda tidak bisa mengunakan zoom. Secara umum, lensa prime memiliki kelebihan dibandingkan dengan lensa zoom antara lain:
  • Untuk lensa prime yang berukuran pendek seperti 24, 35, 50, 85mm harganya relatif lebih murah dibanding dengan lensa zoom
  • Ukuran lensa prime relatif lebih kecil dan ringan daripada lensa zoom
  • Bukaan lensa lensa prime pada umumnya beberapa kali lebih besar dari lensa zoom, sehingga lebih efektif untuk kondisi gelap. Selain itu, bukaan besar membuat depth of field menjadi tipis, sehingga efektif membuat background menjadi blur
Untuk yang baru belajar fotografi, lensa prime lensa yan baik untuk belajar karena Anda dipaksa untuk bergerak dan mengambil sudut pandang yang lebih baik. Jika Anda mengunakan lensa zoom, besar kemungkinan Anda hanya akan mengandalkan zoom sehingga perspektif komposisi Anda kurang maksimal.
Lensa Standard Zoom


Lensa ini disering disebut juga lensa jalan-jalan. Lensa ini biasanya mempunyai rentang fokal antara 16-85mm. Rentang fokal ini sangat fleksibel dan 80% dari foto Anda kemungkinan di jepret mengunakan lensa ini. Contoh: Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS, Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8 dan sebagainya. 
Wide Angle Zoom


Lensa Wide Angle zoom adalah lensa yang populer bagi fotografi pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang yang luas dengan perspektif yang dinamis. Contoh: Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10-22mm, Tokina 12-24mm, dan sebagainya.

Telephoto Zoom


Lensa Telephoto ini dapat membuat objek yang jauh terasa dekat. Sangat populer dikalangan fotografer binatang liar, olahraga, fotojurnalistik dan banyak lagi. Lensa ini juga populer untuk potret karena kemampuannya dalam mengkompresi latar bekalang sehingga model Anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto rawan getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization sangat dianjurkan. Contoh: Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm dan sebagainya.

Lensa Superzoom (lensa sapu jagat)


Lensa ini seperti gabungan dari lensa standard zoom dengan telephoto zoom. Rentang fokal lensa ini sangat lebar, dari 18mm sampai telephoto 200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk lensa jalan-jalan dan travel. Ideal untuk orang yang tidak ingin mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya secara umum tidak seprima lensa standard atau lensa telephoto.

Lensa Makro


Lensa Makro adalah lensa ideal untuk mengambil foto close-up atau detail shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga, dan sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang difoto dan menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa Makro kadang dipakai untuk potret karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm. Tapi banyak yang tidak menyukai hasil foto potret dengan mengunakan lensa makro karena terlalu tajam, sehingga ketidaksempurnaan dalam kulit menjadi terlalu ketara di foto. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan lensa zoom melainkan prime.


Sumber
 
  



0

Sejarah Photography

Posted by Unknown on 08.11
Meskipun manusia sudah menggunakan-patung dan lukisan selama beribu-ribu tahun untuk mengungkap santiran dari apa yang dilihatnya, namun gagasan untuk melihat ini secara mekanis baru dimulai pada Abad ke-18, ketika para ilmuwan menjadi tertarik oleh peranti kuno setengah-ilmiah yang dikenal sebagai kamera obskura. Ini adalah sebuah ruangan kecil, gelap kecuali adanya cahaya yang masuk melalui lensa di dalam sebuah lubang kecil di satu dinding. Orang-orang di dalam ruangan melihat pemandangan dari alam yang disinari matahari di luar, yang diproyeksikan di dinding yang berhadapan. Tetapi santiran ini sebentar saja; sewaktu cahaya di luar mengabur, santiran itu menghilang.

Usaha untuk menangkap dan mempertahankan santiran-santiran inilah yang menghasilkan fotografi. Eksperimen-eksperimen pertama dibuat dengan pelat-pelat logam yang dilapisi dengan berbagai macam larutan perak. Zat kimia ini mengurai perlahan-lahan bila terkena cahaya. Kalau pelat yang disiapkan secara demikian tadi diletakkan dalam kotak gelap (kamera obskura bentuk kecil) dan dipasang di depan sebuah pemandangan atau di depan suatu benda, perlahan-lahan bentuk remang-remang benda itu akan muncul pada pelat. Dari awal yang masih mentah inilah datangnya serentetan perbaikan dalam fotoreseptor, dalam zat kimia dan dalam kamera; beberapa di antara hal-hal penting ini dilukiskan oleh fotografi kuno bersejarah yang ditunjukkan pada halaman-halaman berikut.




Foto pertama di dunia dibuat dalam tahun 1826 oleh Joseph Nicephore Niepce dari sebuah jendela di rumah perkebunannya di Perancis. Untuk “film” Niepce menggunakan lem­pengan campuran timah yang dipekakan dan ia mendapat gambaran kabur dari puncak-puncak atap yang digambarkan di atas. Foto ini biasanya diperbaiki supaya jelas tetapi versi yang seperti inilah wujud sebenarnya. Di bawah ini merupakan hasil pemotretan yang telah diperbaiki. Image of a Set Table ini dibuat Niepce tahun 1827




 



 PENCAHAYAAN JANGKA LAMA

Pelat tembaga berlapis perak yang dengan perak jodida merekam santiran sebuah jalan di Paris. Dalam daguerreotipe buatan L.J.M. Daguerre pada tahun 1839 ini terdapat orang pertama yang pernah difoto – seseorang yang sedang menyuruh agar sepatunya dibersihkan (kanan depan). Jalan itu sedang sibuk tetapi hanya orang ini yang cukup lama di tempat, sehingga terlihat selama pencahayaan dengan waktu lima menit.






Eksperimen Penting pada Tembaga

Usaha pertama yang berhasil dalam menangkap santiran penglihatan dilakukan di Perancis dalam tahun 1830 oleh Nicephore Niepce, seorang penemu, dan Louis J.M. Daguerre, seorang perancang panggung. Sebenarnya Niepcelah orang yang berkehormatan membuat foto pertama di dunia. Tetapi Daguerre adalah orang yang memulai fotografi dengan cara mengenakan uap air raksa pada pelat tembaga peka untuk memunculkan santiran yang jauh lebih tajam daripada yang pernah dapat dibuat orang sebelumnya. Meskipun tidak ada kopi yang dapat dibuat dari gambar itu, daguerreotipe sangatlah menguntungkan dan menjadikan penemunya kaya.


 
DAGUERRE DALAM DAGUERREOTIPE


Pada waktu yang sama seorang Inggris, Fox Talbot, sedang membuat “film” temuannya berupa kertas berlapis perak klorida. Hasilnya adalah negatif kertas yang dapat mereproduksi banyak cetakan dengan menekankannya pada kertas peka dan membiarkannya tertembus oleh cahaya matahari.

 

 Dalam foto yang dibuat pada tahun 1845 ini Fox Talbot di muka studio laboratoriumnya memamerkan keampuhan proses kertas penemuannya ini dapat (dari kiri) menurun lukisan, memotret orang duduk, mencetak pelat pada rak dalam cahaya matahari dan memtoto patung.


Hasil Lebih Baik dengan Kaca Basah

Daguerreotipe dan negatif kertas Talbot dilupakan orang menjelang tahun 1860 setelah diperkenalkannya film dari pelat kaca yang diolah secara kimia. Kaca merupakan dasar yang baik sekali untuk emulsi kimia peka sebab benar-benar tembus pandang dan tidak menghalangi lewatnya cahaya, sehingga memungkinkan cetakan yang terang dan tajam. Masalah melekatkan emulsi ke kaca dipecahkan oleh seorang Inggris, Scott Archer, tahun 1851. la menggunakan zat cair lengket yang disebut kolodium. Pelat basahnya harus disiapkan, disinari dan dicuci di tempat, sebelum emulsi pekanya mengering. Proses ini repot, tetapi cukup baik sehingga para pemotret bersemangat untuk membawa perlengkapan yang berat ke seluruh penjuru dunia. Dua orang pelopor semacam itu adalah William H. Jackson, yang memotret Daerah Barat Amerika, dan seorang Inggris, Roger Fenton, pemotret perang zaman dahulu.


 

 JACKSON BERAKSI


Di puncak Glacier Point, di tempat yang sekarang menjadi Taman Nasional Yosemite, Kalifornia, Jackson menyetel kamera pelat basahnya untuk memotret pemandangan alam. Antara tahun 1866 dan 1879 dia mengembara di Daerah Barat Amerika,dan membuat ribuan foto. Foto-foto nya sangat tenar dan jepretan pemandangannya berpengaruh membujuk Konggres A.S. untuk membuat taman-taman nasional di seluruh Amerika 

BENGKEL YANG MUDAH DIBAWA

 

 Di Daerah Barat Amerika, William H. Jackson bekerja dengan pelat-pelat basah dalam ruang gelap, sebuah tenda di dekat jalan kereta rel di Utah. Ia memotret awak kereta rel sebagai imbalan tumpangan cuma-cuma.

ALAT-ALAT UNTUK PELAT BASAH 


 

Alat-alat inilah yang dibutuhkan untuk membuat gambar pada pelat basah. Pelat kaca dijepit (kiri) untuk dibersihkan dan digilapkan. Kolodium yang lengket dituangkan pa­da kaca, yang lalu dicelupkan dalam bak pelat (tengoh), tempat pelat mendapat lapisan larutan perak nitrat. Pelat diletakkan dalam suatu wadah (depon) sehingga dapat disisipkan dalam kamera (belohang, kanan) tanpa menyentuhkan permukaan Iengketnya pada sesuatu.Sesudah pencahayaan,sebuah gagang pistol (kanan) digunakan untuk merendam pelat itu dalam cairan pencuci. Berat semua peralatan ini dapat mcncapai 50 kilogram.

 

Roger Fenton adalah seorang pengacara lnggris yang dengan pembantunya mem­bawa laboratorium-foto-keliling ini ke Semenanjung Krim dalam tahun 1855. Dalam keretanya, Fenton menyimpan lima kamera, 700 pelat kaca, dan berpeti-peti zat kimia, juga tenda tidur, dan makanan. Ia menjelajahi perkemahan dan medan-medan pertempuran. Dia sering dihentikan oleh pasukan Inggris yang berkeras supaya mereka difoto.

Keajaiban Pelat Kering

Percobaan yang penuh perjuangan gigih dengan potret pelat basah berakhir dalam 1876 dengan tibanya pelat kering – kaca persegi seperti sebelumnya, tetapi kali ini emulsi pekanya ditahan oleh lapisan gelatin yang cepat kering. Formula gelatin yang pertama dikernbangkan pada tahun 1871 oleh seorang dokter Inggris, Richard L. Maddox. Kecuali pelat dapat disiapkan sebelumnya, gelatin itu sendiri meningkatkan kepekaannya sampai 60 kali lebih cepat daripada pelat basah yang dahulu. Sekarang, untuk pertama kalinya, aksi dapat “dihentikan” dengan waktu pencahayaan yang cepat. Pelat baru itu segera rnenimbulkan perubahan dalarn model kamera. Sampai waktu itu, foto dibuat dengan memindahkan tutup lensa dari kamera, sebab pencahayaan diukur berdetik atau bermenit; dan “film”nya sangat lambat sehingga tidak menangkap bayangan jari pemotret. Sekarang, dengan adanya pelat yang lebih cepat, penutup mekanis yang rumit dibutuhkan untuk memasukkan sekilas cahaya melalui lensa. Foto aksi baru yang dramatis segera menyusul. Eadweard Muybridge membuat telaah vital tentang lokomosi, mengurangi pencahayaan sampai seper­sekian detik. Gambar-gambar yang dibuatnya memungkinkan orang melihat pertama kali bagaimana mereka sebenarnya bergerak.


 


FOTO AKSI BERANGKAI

Muybridge membuat telaah gerak dengan beberapa cara. Dalam dua rangkaian di atas ia menyerempakkan pandangan depan dan belakang gadis yang sedang berjalan. Dalam tiga rangkaian bawah ia menggunakan tiga kamera untuk pelbagai pandangan dari seorang gadis yang melemparkan sapu tangannya. Telaah gerak ini tak ternilai artinya bagi seniman dan dokter yang mengajar berjalan orang cacat. Muybridge mula-mula bekerja dengan pelat basah. Baru setelah memakai pelat kering yang lebih cepat, ia mengembangkan teknik henti-gerak yang membuatnya tenar – dan terkenal jahat, karena banyak rangkaiannya berupa orang bugil

SEDERETAN LENSA

Sebuah kamera berlensa 12 dirancang oleh Muybridge untuk membuat gambar bertu­rutan yang rumit seperti pada halaman sebelah ini. Pemetik menjepret berturutan, ma­sing-masing berselisih sepersekian detik. Apa yang nampak seperti lensa ke-13 (kiri) sebenarnya adalah lensa pemumpun yang mengendalikan pumpun semua lensa lainnya.


 

 METODE TIGA-KAMERA MUYBRIDGE

Untuk memotret gadis yang melemparkan saputangan di gambar sebelah, Muybridge membidikkan tiga kamera berlensa 12 -satu dari samping, satu dari sudut depan dan satu lagi dari sudut belakang. Pemetik disinkronkan sehingga lensa-lensanya bekerja serentak. Ketiga gambar di atas ini masing-masing adalah satu gambar yang diambil oleh lensa keempat pada setiap kamera. Terlihatlah pandangan sekeliling dari gerak gadis itu.

Fotografi bagi Setiap Orang

Penemuan film gulung dan kotak kamera jinjingan yang mudah dipergunakan membuka bidang fotografi bagi amatir. Seorang bernama George Eastman merupakan tenaga inti dalam pembaruan yang mencolok ini. Sebagai seorang pengusaha pelat kering di Rochester, New York, Eastman mulai mempersoalkan mengapa pelat kaca yang mudah pecah dan berat tidak dapat diganti dengan sesuatu yang lebih baik. Bukankah kaca hanyalah alas emulsi? Mengapa tidak menggunakan bahan yang lentur, sesuatu yang dapat digulung pada suatu torak dan ditaruh dalam kamera sedemikian rupa, sehingga satu rangka setiap kali dapat dicahayai? Dalam tahun 1889, Henry M. Reichenbach, seorang karyawan Eastman sudah menyempurnakan alas emulsi serupa itu, terbuat dari campuran nitroselulosa dan alkohol kayu. Penemuan tersebut ternyata sedemikian berhasil sehingga digunakan di seluruh dunia sampai tahun 1930-an – ketika suatu bahan yang tidak begitu mudah terbakar, selulosa asetat, menggantikannya. Sementara itu, Eastman menyempurnakan gulungan film dan kamera yang menampungnya – Kodak. Segala sesuatu yang terdapat pada Kodak pertama ini unik, termasuk namanya, yang dikarang oleh Eastman. Kodak yang merupakan kesederhanaan yang unggul memperpendek proses fotografi menjadi dua langkah mudah: melihat benda melalui pengintai dan memijat pemetik. Kameranya kecil dan enteng; lensanya yang berpumpun tetap dapat menangkap segala sesuatu dengan jelas dalam jarak tiga meter. Film dipasang di pabrik dan sesudah 100 kali pemotretan kamera dikirim ke Eastman Company, tempat film itu dicuci, dicetak dan dikembalikan bersama kamera yang sudah diisi lagi. Kodak itu menggemparkan – berjuta juta dijual di seluruh dunia: Semboyan Eastman “Anda memencet tombol, selanjutnya serahkan kepada kami”, menjadi pemeo internasional, sehingga bahkan muncul dalam operet Gilbert dan Sulli­van, Utopia, Unlimited, dalam tahun 1893.




 

 KODAK PERTAMA

Kodak asli yang mekanisme dalamnya dikeluarkan di atas ini ideal untuk film gulung yang baru ditemukan. Film ini dapat digunakan untuk 100 foto; rangka baru dapat ditempatkan ke posisinya dengan putaran tangan sesudah setiap pencahayaan. Penutup bundar menghilangkan pinggir foto yang cenderung menjadi kabur. Di sebelah kanan, George Eastman, di atas kapal, membidikkan penemuan barunya sementara seorang kawan memotretnya dengan Kodak lain.


Kodak mengabadikan hampir setiap pemandangan, seperti terlihat dalam foto-foto dari tahun 1890 ini. Wisatawan memperlengkapi dirinya dengan Kodak dan menjepret apa saja sementara penduduk asli memotret wisatawan. Di mana-mana orang menangkap pada film apa yang dilihat matanya.

Mulainya Fotografi Berwarna

Cukup mengejutkan bahwa beberapa karya telah diciptakan berwarna sejak seabad yang lampau. Pada waktu itu James Clerk Maxwell dari Skotlandia mendemonstrasikan bahwa foto berwarna dapat dibuat dengan memecah suatu benda menjadi tiga warna utama – merah, hijau dan biru – dengan penapis. Sayang bahwa sistemnya membutuhkan tiga foto tersendiri yang masing-masing mengungkap satu warna. Baru pada tahun 1904 orang menemukan suatu sistem warna yang teran­dalkan, dan hanya menggunakan satu kamera. Ini tercapai di Perancis oleh Lumiere bersaudara dengan proses yang mereka sebut autokrom. Rahasianya adalah di dalam “film” mereka berupa suatu pelat kaca yang dilapisi butir mikroskopik tepung, yang masing-masing diwarnai merah, hijau atau biru. Gagasan memasukkan partikel warna yang berlain-lainan ke dalam film itu sendiri masih tetap diikuti orang sampai zaman sekarang ini.

WARNA PADA AWAL MULANYA

Foto ubin keramik di atas ini dibuat oleh saudara sepupu Nicephore Niepce dalam ta­hun 1867. “Film”-nya adalah suatu pelat perak yang dipekakan can menjadi berwarna tertentu di bawah pengaruh cahaya matahari.


Sumber

Copyright © 2009 RENDICS BLOG All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.